Sabtu, 25 Desember 2010

Ada Tumpeng dan Balon saat Roadshow Jurnalistik di SMAN 8

Ada yang spesial saat road show jurnalistik di SMA Negeri 8 Kota Bogor pada Rabu 22 Desember 2010 lalu. Pihak sekolah yang dipilih menjadi lokasi road show menyediakan tumpeng besar. Maklum, saat itu bertepatan dengan ulang tahun SMA N 8 yang ke 18 tahun. Selain itu, juga sebagai tanda berakhirnya rangkaian acara Saba Sakolah Sundaurang di tahun 2010 ini.

Menurut Kepala SMAN 8, Budi Rohman, kehadiran tim Saba Sakola merupakan kado termanis di ulang tahun sekolah tersebut.Setelah memotong tumpeng, Budi Rohman juga melepas balon ke udara sebagai tanda dimulainya rangkaian acara di hari itu. Ratusan siswa siswi bergiliran menampilan kebolehannya. Mulai dari Paskibra, Marawis, PMR, Kateda, Teater hingga pameran lukisan dan bazar makanan.

Untuk sesi pelatihan jurnalistik media televisi, pembicaranya adalah Usep Sarifudin dari AN TV dan Dedi Jumhana dari Trans TV. Sedangkan untuk materi Jurnalistik Media Cetak disampaikan Muh Affandi Kartodihardjo, Pelaksa Tugas (PLT) pimpinan Redaksi Tabloid Sundaurang.

Tim roadshow juga membawa band-band indie berbabakat sepert D Caretie Five, Breeland, Litium band. Mereka tampil bergantian dengan band sekolah seperti Troublesome, The Kadal Ijo, Rege regean, Sky Life, First nad Last, dan Demon Seduction band.

Atraksi sepeda dari Komunitas BMX cukup memukau, begitu juga dengan audisi cover untuk tabloid Sundaurang. Pihak Yamaha GP Sentul menyediakan motor untuk test ride sekaligus untuk kepentingan pemotretan. Acara yang tidak kalah serunya adalah saat anak-anak teater SMAN 8 beraksi. Acara yang dimulai pagi hari tersebut makin siang makin meriah, bahkan cukup heboh menjelang sore, ketika dancer beraksi. (affandi)

Jumat, 17 Desember 2010

Hujan Pagi-Siang Bikin Road Show Jurnalistik makin Unik

Usai mengikuti ujian akhir semester (UAS), ratusan siswa SMK Tri Dharma (TD) 2 dan 4 Kota Bogor mendapat kunjungan dari tim road show Saba Sakola pada Kamis 16 Desember 2010 lalu.
Sambutan luar biasa terasa benar, meski pagi hari Kota Bogor diguyur hujan, tidak mengurangi minat mereka untuk mengikuti berbagai acara menarik yang telah disiapkan. Mereka tetap tampil meski gerimis mengucur. Beberapa kali acara terhenti saat hujan deras, namun ketika mulai reda dilanjutkan kembali. Bahkan, makin siang, makin semarak.
Karena tim roadshow berkolaborasi dengan dua sekolah sekaligus, maka konsentrasi acara dipecah di tiga lokasi. Satu di lapangan olahraga bagian luar untuk penampilan ekstrakurikuler (ekskul) dan bazar makanan. Sedangkan di halaman dalam, digunakan untuk mementaskan kesenian dari sekolah, band sekolah maupun band tamu. Sementara untuk pelatihan jurnalistik mengambil tempat di aula sekolah.
Kepala SMK Tri Dharma 4, Asis Taviyudin, menilai, road show yang digagas oleh tabloid Sunda Urang ini bagus untuk memberikan penyegaran kepada siswa. Apalagi bagi siswa kelas 12, sebentar lagi akan menghadapi ujian nasional (UN) pada April mendatang. “Kebetulan mereka habis ulangan akhir semester, jadi ada penyegaran," katanya.
Performance masing-masing ekskul ditampilkan di acara ini. Selain itu, para guru tidak ingin ketinggalan memeriahkan Saba Sakola. Mereka pun ingin mempertontonkan keahliannya dalam bermain musik.
Sementara itu, untuk acara pelatihan jurnalistik media televisinya diisi oleh Usep sarifuddin dari AN TV dan Iwan Kurniawan dari Indosiar, sementara untuk jurnalistik media cetaknya disampaikan oleh Asri Supatmiati, Redaktur Pelaksana Radar Bogor dan Muh Affandi, Pelaksana Tugas Pimred Tabloid Sundaurang.

Selasa, 07 Desember 2010

Ada Broadcast, Ada Pula Angkat Besi saat Pelatihan Jurnalistik di SMA Negeri 4 Bogor

Meski materi jurnalistik media cetak dan televisi yang disampaikan di tiap sekolah mirip-mirip, namun tetap saja ada suasana baru di tiap lokasi pelatihan. Apalagi saat tim Saba Sakola Sundaurang mengunjungi SMA Negeri 4 Kota Bogor.

Di sekolah yang dikenal dengan sekolahnya para atlet tersebut disajikan berbagai atraksi yang memukau, mulai dari tae kwondo, dance, band sampai angkat besi.Jadi, senantiasa terlihat menarik. Maklum siswa di sekolah ini banyak yang menjuarai kejuaraan di bidang olahraga seperti renang, tae kwondo, karate untuk berbagai kejuaraan baik di tingkat Bogor maupun propinsi dan nasional.

Siswa dan siswi di sekolah tersebut diberi kebebasan untuk menggali kemampuannya sesuai dengan bakat dan minatnya. Akhirnya, banyak ekskul bermunculan, termasuk ekskul yang dianggap tidak biasa seperti angkat besi, dansa dam broadcast.

“Berbagai kegiatan sengaja diberikan pada anak yang sekolah di sini. Pembimbingnya bisa dari intern guru yang ada di sini, juga dari luar dan alumni, kata Maman Suherman, kepala sekolah SMA Negeri 4.

Atraksi dari komunitas sepeda BMX tetap memukau meski dilakukaan saat gerimis turun. Beberapa personil BMX terliat kepleset saat atraksi. Namun, tetap saja keren. Sedangkan skateboard tidak bisa tampil karena lapangan yang ada di sekolah tersebut terbuat dari paving block.

Untuk sesi pelatihan jurnalistik, yang menjadi narasumber adalah Eko Hadi dari TV One dan Apeng Wijaya dari Megaswara Televisi. Sedangkan materi tentang jurnalistik media cetak diisi oleh Muh Affandi Kartodihardjo, pelaksana tugas Pimred Tabloid Sundaurang bersama dengan Asri Supatmiati, redaktur pelaksana Harian Radar Bogor yang juga penulis beberapa buku.

Pihak sponsor yakni Yamaha Putera Motor juga menyediakan motor untuk test ride. Beberapa game juga digelar, termasuk dari LPK Nusantara yang juga masuk dalam pendukung tim roadshow

Minggu, 28 November 2010

Atraksi Sepeda BMX dan Skateboard Meriahkan Pelatihan Jurnalistik di SMA Plus YPHB

Pelaksanaan roadshow jurnalistik Media Cetak dan Televisi makin hari makin meriah. Setidaknya itulah yang terlihat saat tim roadshow yang didukung oleh Yamaha dan Dinas Pendidikan Kota Bogor itu mengadakan acara di SMA Plus Yayasan Persaudaraan Haji (YPHB) Kota Bogor.

SMA Plus YPHB tersebut merupakan lokasi ke-enam yang disinggahi tim roadshow. Materi jurnalistik yang disampaikan sebenarnya mirip dengan yang disampaikan di beberapa tempat sebelumnya. Namun, kali ini, terlihat beda karena dilakukan di hadapan ratusan siswi berkerudung dan siswa yang hampir semuanya memakai baju koko. Maklum, pelaksanaan Saba Sakola di tempat ini dilaksanakan di hari Jumat (26 November 2010).

Pembicara dari media cetak masih sama yakni Asri Supatmiati (Redaktur Pelaksana Radar Bogor ) bersama dengan M Affandi Kartodihardjo, pelaksana tugas (Plt) Pemimpin Redaksi Tabloid Sundaurang. Sedangkan narasumber dari Media Televisi disampaikan oleh Heru Yustanto dari MNC dan Dedi dari Trans-TV.

Kemasan acara makin menarik karena dipadu dengan berbagai unjuk kemampuan. Atraksi dari komunitas sepeda BMX dan skateboard dari IPB Skateboard Corner masih merebut perhatian. Apalagi saat atraksi sepeda BMX yang melewati rintangan hidup berupa orang yang rebahan di lantai. Tepuk tangan dari ratusan siswi berkerudung itu terus-terusan terdengar.

Tidak kalah menariknya saat digelar tari jaipong dan band bawaan dari tim roadshow. Mereka tampil bergantian dengan performance masing-masing ekskul yang ada di sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Persaudaraan Haji Bogor tersebut, seperti paskibra, futsal, paduan suara, band, tari baik tradisioanl maupun modern
dance, degung atau karawitan, bola voli, angklung, photografi, basket, teater.

Acara dibreak ketika waktu sholat Jumat. Semua siswa, guru, dan anggota tim road show sholat Jumat bareng di Masjid sekolah yang ada di lantai 2 kompleks sekolah tersebut. Setelah istirahan sebentar, acara dimulai lagi hingga usai pukul 14.30.

Sabtu, 20 November 2010

Pelatihan Jurnalistik ‘Adumanis’ dengan Rampak Kendang

Lain sekolah lain pula keunggulannya. Itulah yang dirasakan tim Roadshow Jurnalistik Media Cetak dan Televisi saat menyelenggarakan acara di SMA Rimba Madya Kota Bogor. Di sekolah dengan jumlah murid lebih dari 900 siswa tersebut pelatihan jurnalistiknya dipadumaniskan dengan atraksi Rampak Kendang , Jaipong dan Kaulinan Tradisional Sunda.

Kaulinan ‘kemasan’ SMA Rimba Madya ini memang cukup dikenal, karena di tahun 2010 ini telah terbukti menjadi kaulinan terbaik se-Jawa Barat. Perpaduan berbagai permainan tradisional seperti egrang, congklak dan beberapa jenis permainan tradisional yang dikemas mirip opera tersebut pernah menjadi juara pertama di tingkat propinsi Jawa Barat.

Sementara dari sisi pelatihan jurnalistiknya juga ada warna lain, jika sebelumnya hanya membahas media cetak dan televisi. Tapi, waktu pelaksanaan pelatihan pada Sabtu 20 November 2010 itu ditambah dengan materi soal jurnalistik radio dengan menghadirkan Benny Akbar dari Radio Elshinta.

Untuk materi jurnalistik televisinya disampaikan oleh Endang Gunawan dari Global TV yang juga ketua FWHB. Sedangkan untuk jurnalistik cetaknya, Asri Supatmiati (Redaktur Pelaksana Radar Bogor) dan M Affandi Kartodihardjo, pelaksana tugas Pimred Tabloid Sundaurang masih menjadi narasumber.
“Menulis bisa dilakukan oleh siapa saja yang memiliki kemauan dan mau mengasah kemampuannya. Jika sering berlatih, maka keterampilan dalam menulis pasti makin baik ,” kata Asri, yang juga dikenal sebagai penulis beberapa buku seperti ‘The World of Me’, ‘Cewek Buka Bukaan’ , dan ‘Indonesia dalam Dekapan Syahwat’ tersebut .

Tim roadshow juga bertambah dengan ikut sertanya Kartika Five Band, Antiponi Band, dan Komunitas BMX serta dari Sanggar Seni Getar Pakuan. Berbagai atraksi dari anggota tim yang baru tersebut tampil bergantian dengan anggota tim lain yang sudah ada sebelumnya seperti atraksi dari Skateboard IPB Corner, dan penampilan berbagai ekskul dari sekolah tersebut.

Bahkan, semua yang bergabung di acara tersebut dikejutkan dengan meluncurnya beberapa siswa dari atas genting. Meski meluncurnya para pelajar tersebut masih memakai tali, namun atraksi dari club pecinta alam asal SMA Rimba itu benar-benar membuat acara makin meriah.

Seperti biasa, pihak Yamaha yang dalam even di SMA Rimba Madya ini diwakili oleh Yamaha Muas Motor sebagai sponsor acara ini juga menggelar safety ridding dan test ride. Bahkan mereka juga didaulat untuk menadi juri pada audisi cover untuk tabloid Sundaurang. (affandi)

Sabtu, 13 November 2010

Marching Band dan Modeling Warnai Pelatihan Jurnalistik di Taruna Andhiga

Talkshow jurnalistik media cetak dan televisi dipadu dengan marching band dan modeling, itulah yang terjadi di SMA-SMK Taruna Andigha Kota Bogor Sabtu 13 November 2010 lalu. Tidak itu saja, ekskul-ekskul lainnya juga ditampilkan di sekolah dengan murid sekitar 3000 siswa tersebut.

SMA-SMK-SMP Taruna Andhiga merupakan titik ke-4 pelaksanan roadshow jurnalistik yang diadakan oleh Tabloid Sundaurang (Grup Radar Bogor). Selain menampilkan band sekolah, atraksi skateboard, unjuk kebolehan ekskul kateda, teater, di sekolah dalam naungan Yayasan Ibnu Hajar tersebut juga menampilkan kontes modeling serta marching band.

Formasi-formasi yang ditampilkan grup marching band tersebut begitu memukau, penuh semangat, apalagi langsung disambung dengan atraksi dari grup paskibra, dance, jaipong dan band tamu.

Konsentrasi peserta pelatihan jurnalistik sedikit terpecah. Beberapa siswa terlihat mengintip dari jendela, namun, gaya penyampaian materi jurnalistik televisi yang disampaikan Usep Saripudin dari ANTV mampu mengembalikan konsentrasi peserta untuk terus mengikuti pelatihan.

Apalagi, saat Suwardi Rosadi dari Trans 7 mempraktekkan cara pengambilan gambar dan mengajari cara wawancara di depan kamera televisi. Semua peserta terlena, karena semua materi yang disajikan dan cara praktek dilakukan mirip dengan apa yang dilakukan oleh kameramen televisi profesional.
”Orang cantik belum tentu terlihat cantik saat di kamera, begitu juga sebaliknya, orang yang kelihatannya biasa-biasa saja bisa saja terlihat cantik saat dishoot kamera,” jelas Rosadi yang kini jadi pembina FWHB ini.

Di kelas jurnalistik TV tersebut, Rosadi memberi waktu 5 menit kepada siswa pelatihan untuk bebas bertindak apa saja. Mereka dirangsang untuk mengaktifkan otak kanan dengan cara membebaskan siswa untuk bertindak apa saja selama lima menit.
Namun, kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik. Para peserta tersebut masih malu-malu untuk berbuat bebas. ”Inilah budaya orang timur. Diberi kebebasan untuk berbuat apa saja untuk melatih otak kanan. Tapi, masih malu-malu,”kata Rosadi.

Sementara, dari sisi jurnalistik media cetak, Asri Supatmiati, redaktur pelaksana Radar Bogor yang juga penulis buku memberikan gambaran kerja seorang jurnalist media cetak. Menurut Ami, nama panggilan dari penulis buku ’The World of Me, Cewek Buka Bukaan , dan Indonesia dalam Dekapan Syahwat’ tersebut untuk berlatih menulis tidak harus menunggu jadi wartawan.

”Saat ini di Radar Bogor ada rubrik yang namanya Gerbang Sekolah yang isinya sekitar kegiatan sekolah, dan ditulis langsung oleh anak sekolah. Rubrik ini bisa dimanfaatkan untuk belajar bikin berita,” katanya.
Sedangkan pembicara dari media cetak lainnya, yakni M Affandi Kartodihardjo, pelaksana tugas Pemimpin Redaksi Tabloid Sundaurang lebih banyak menjelaskan bagaimana media cetak diproduksi. Rangkaian kegiatan mulai dari pencarian berita atau naskah,editing, layout, montage sampai masuk ke mesin cetak hingga jadi produk berbentuk koran atau tabloid dijelaskannya.

Selain itu, dia juga menularkan ’virus’ menulis kepada siswa yang ikut pelatihan tersebut. ”Ikatlah ilmu dengan jalan menuliskannya, dan apa yang kita tulis saat ini, bisa dibaca oleh generasi yang akan datang. Sebab, tulisan itu bisa menembus ruang dan waktu,” katanya.(fan)

Senin, 08 November 2010

Gamelan dan Freestile Bola Ramaikan Pelatihan Jurnalistik di SMA Plus BBS

Atraksi gamelan dan free stile bola futsal memberi warna lain pelatihan jurnalistik media cetak dan televisi yang berlangsung di SMA Bina Bangsa Sejahtera (BBS) Senin 8 November 2010. Gamelan merupakan salah satu ekskul yang sedang dikembangkan di sekolah tersebut, sedangkan futsal dari SMA BBS sudah cukup dikenal, bahkan pernah menjadi juara 2 tingkat nasional.
Dalam acara 'Saba Sekolah' yang diselenggarakan Tabloid Sundaurang ini. Materi jurnalistik media televisi dibawakan oleh Eko Hadi dari TV One dan Apeng Wijaya dari Megaswara TV, sedangkan penyampai materi media cetak adalah Asri Supatmiati, redpel Radar Bogor bersama dengan M Affandi Kartodihardjo, pelaksana tugas Pemimpin Redaksi Sundaurang.
Acara semakin semarak saat siswa-siswi SMA BBS diajak praktik pengambilan gambar dan wawancara. Eko Hadi mengungkapkan bahwa saat ini adalah eranya citizen jurnalism, artinya semua orang bisa membuat peliputan. “Di TV One rekaman gambar dari masyarakat diterima. Makanya ada sesion Kabar dari Anda,” kata Eko yang juga menjadi ketua divisi Litbangnya FWHB tersebut.
Paduan antara pelatihan jurnalistik dengan berbagai pertunjukan ekskul tersebut berlangsung dari pagi hingga sore. Ikut memeriahkan acara tersebut adalah atraksi dari anak-anak IPB Skateboard Corner dan band tamu Kartika Five serta game-game dari The Jungle, STIAMI, LPK Nusantara dan test ride dari Yamaha Prihatin Motor.
Kepala SMA BBS Syabar Suwardiman mengungkapkan, kegiatan seperti ini merupakan pembelajaran bagi siswa. “Proses belajar memang tidak hanya di kelas. Tapi acara di luar seperti ini juga bentuk lain dari pembelajaran,” jelas Syabar.

Sabtu, 06 November 2010

Marawis dan Atraksi Paskibra Ramaikan Pelatihan Jurnalistik di SMANIC

Ada yang lain saat pelatihan jurnalistik media cetak dan televisi di SMA Negeri 1 Ciampea (SMANIC) Kabupaten Bogor pada Sabtu (5/11) lalu. Acara yang berlangsung dari pagi sampai sore tersebut dipadu dengan atraksi formasi-formasi baru dari Paskibra, Marawis, dance, dan atraksi dari ekskul-ekskul yang ada di sekolah tersebut.

Narasumber dari media cetak adalah Asri Supatmiati, redaktur pelaksana Harian Radar Bogor dan M Affandi Kartodihardjo, pelaksana tugas pemimpin Redaksi Tabloid Sundaurang. Sedangkan materi yang berkaitan dengan media televisi dibawakan oleh Iwan Suryawan dari Indosiar dan Heru Yustanto dari MNC.

Para sponsor acara ini juga membuka stand dan game, seperti yang dilakukan Prihatin Motor. Diler resmi Yamaha tersebut mengadakan test ride, serta sosialisasi tentang safety riding di hadapan ratusan siswa di sekolah tersebut. Sedangkan, sponsor yang lainnya seperti LPK Nusantara membuka bazar buku dan membagi beasiswa kursus di lembaga pendidikan komputer tersebut.

Meski lokasi sekolah tersebut berada di bawah Gunung Kapur Ciampea, namun, beberapa siswa yang ikut pelatihan sudah membawa laptop yang dilengkapi dengan modem. Suasana pelatihan semakin seru ketika mulai praktek pengambilan gambar dan praktek jadi presenter televisi. (affandi)

Sabtu, 30 Oktober 2010

Roadshow Jurnalistik Media Cetak- Televisi

Roadshow Jurnalistik Media Cetak dan Televisi dimulai. Acara yg digelar tiap Sabtu di SMA-SMK tersebut dimulai kemarin (30/10) sampai akhir tahun. Sebuah acara yg unik, krn memadukan sebuah pelatihan dgn berbagai acara spt atraksi skateboard, dancer, band dan safety riding.
Yamaha sebagai sponsor utama acara ini juga menggelar berbagai game, begitu juga dengan sponsor yang lain seperti The Jugle. Bahlan. Carglos mendemokan produknya, Helm produknya dibanting-banting di lapangan beton, dan ternyata luar biasa. Helm tersebut tidak pecah. Bahkan, siapa pun yang ada di SMK Kosgoro Bogor (tempat pertama kali digelarnya roadshow) ditawari untuk membanting helm. Semuanya tidak bisa memecahkan helm tersebut. Bahkan, kacanya aja juga tidak pecah setelah diinjek-injek.
Sementara untuk pelatihan media cetak saya bersama Asri Supatmiati (Redpel Radar Bogor yg juga penulis buku The World of Me (GIP,2005), Married: Siap apa Pingin (Al-Azhar Press, 2005), , Bersiap jadi Ibu ((Al-Azhar Press, 2005), Cewek Buka-bukaan (Dar! Mizan, 2006), Cewek Ngomongin Virgin (GIP, 2007), Indonesia dalam Dekapan Syahwat (Alpen Prasa Publishing House, 2007).
Sedangkan media televisi, bertindak sebagai pembicara, Endang Gunawan dari Global TV dan Dedi dari Trans TV. Acara dibuka oleh Kasi Kesiswaan Dinas Pendidikan Kota Bogor Jajang Koswara. Setelah dari Kosgoro, tim roadshow akan melakukan kegiatan yg sama di SMA -10. (affandi)

Kamis, 21 Oktober 2010

Ngamen Jurnalistik 2010

Setelah sukses menggelar Jurnalistik in Mall, kini, acara unik berkaitan dengan jurnalistik digelar kembali. Namanya, Ngamen Jurnalistik. Jika pada pelatihan-pelatihan sebelumnya, pesertanya disuruh datang ke suatu tempat, kini crew yang memberi pelatihanlah yang mendatangi audience.

Ada yang istimewa dalam acara ini, sebab, meski acaranya mirip ngamen, namun, bukan uang yang diharapkan dari target peserta. Sebab, pesertanya justru dimanja dengan berbagai hadiah, dan berapa pun pesertanya juga diberi sertifikat pelatihan secara gratis. Kok bisa?

Semuanya bisa terlaksana karena tim ngamen ini, juga membawa serta para sponsor. Untuk tahun ini, Yamaha, LP3I, Telkom, TBI (ada yang sudah pasti dan ada yg masih konfirmasi) masuk dalam tim Ngamen, bersama istruktur pelatihan Media Cetak dan Televisi mereka ikut ’Menggerebek’ audience. Untuk sementara, targetnya adalah SMA dan SMK yang ada di Bogor.

Pihak sekolah yang akan digrebek diberitahu dulu kalau tim pelatihan Jurnalistik Media Cetak dan Televisi akan mengunjungi sekolah tersebut. Pihak sekolah, hanya menyuruh siswanya ngumpul di aula. Bagi, yang ikut pelatihan dari awal sampai selesai diberi sertifikat pelatihan secara gratis.

Lantas, apakah semua siswa di sekolah tersebut diwajibkan ikut pelatihan? Tentu saja tidak. Sebab, minat siswa tidaklah sama. Bagi yang tidak ikut pelatihan, di luar ruangan yang masih dalam lingkungan sekolah tersebut digelar juga berbagai kegiatan. Pihak Yamaha misalnya, menggelar juga acara safety ridding dan service gratis. Sementara sponsor yang lain juga membuka stan untuk memamerkan produk terbarunya.

Pihak sekolah pun, jika tidak keberatan bisa menggabungkan acara ini dengan kegiatan pengembangan diri lainnya, seperti menggelar pentas seni. Bahkan, kalau dimungkinkan, sekalian mengundang orangtua para siswa agar mereka bisa melihat kalau di sekolah tempat anaknya menuntut ilmu tersebut ternyata penuh dengan kegiatan menarik dan mendidik. (affandi kartodihardjo)

Jumat, 07 Mei 2010

Catatan dari Seminar Jurnalistik di Mall

Catatan dari Seminar Jurnalistik di Mall

Terima kasih Samson, Tank's for Dewi-Dewi dan Haturnuhun untuk Rossa. Anda semua telah meringankan tugas saya saat di Ekalokasari Plassa. Tepatnya saat Seminar Jurnalistik di Mall.

Meski para artis papan atas tersebut hanya rekaman di flash disk yang saya ambil saat kantor saya (Radar Bogor) blocking time 1 jam di TV One waktu ultah ke-10 lalu, tapi ternyata cukup untuk memikat pengunjung mall untuk berhenti dan bergabung di seminar yang kebetulan saya jadi narasumber tunggal.

Bayangkan saja, pengunjung mall yang beraneka ragam itu mau duduk hampir 2 jam untuk mendengar dan mengikuti pelatihan jurnalistik yang termasuk 'asing' jika diselenggarakan di mall. Kalau di kampus, hotel atau di sekolahan sih biasa. Tapi di mall? Dengan target audience awal yang enggak jelas.
Awalnya, saya sendiri juga ragu. Tega-teganya, panitia Hari Pendidikan Nasional menawari saya seminar di tempat seperti itu. Tapi, saya anggap itu tantangan, dan tantangan baru harus dihadapi dengan ilmu yang baru pula. Hasilnya, memang cukup melegakan. Ada puluhan orang yang mau bertahan.

Tapi, kebanyakan yang bertahan sampai usai tersebut adalah anak-anak SMA, sebagian anak kuliahan ada juga dari LSM dan hadir juga Ibu Yenny Sahnaz, ibunda dari Satrio Wibowo, seorang penulis yang menyelesaikan novelnya dalam bahasa Inggris sebanyak 450 halaman kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan dengan judul THE CHRONICLES OF WILLY FLARKIES : Petualangan Memasuki Dunia Upside Down.”

Terimakasih semuanya, dan terima kasih pula kepada LP3I, sebagai salah satu sponsor acara tersebut yang bersedia memberikan sertifikat gratis kepada semua peserta yang bertahan hingga acara usai.

M Affandi Kartodihardjo
Redaktur Senior Radar Bogor/ Redpel Tabloid Sundaurang
Ketua Komisi Penerbitan dan Media Massa ICMI Orwil Bogor

Minggu, 04 April 2010

Tidak ada Kata Lapar di Sunda

Saya adalah orang Jawa yang sudah 14 tahun hidup di Tatar Sunda, bahkan tidak itu saja. Saat ini oleh manajemen di kantor saya disuruh untuk terlibat dalam keredaksian sebuah tabloid yang 100 persen berbahasa Sunda. Nama tabloid itu adalah Sundaurang yang telah dilounching oleh Gubernur Jawa Barat sejak dua tahun lalu (tepatnya pada tanggal 2 Maret 2008 di lapangan parkir gedung Graha Pena Bogor.

Ada sebuah kata yang sampai saat ini sedang saya cari kemana-mana, dan belum ketemu sampai sekarang. Kata yang saya cari itu adalah kata LAPAR. Dari semua literatur yang telah kucari (mungkin memang belum ketemu) ataupun di kamus sunda, tidak ada kata yang artinya lapar.
Kalau di Jawa ada kata seperti luwe….., ngelih yang artinya lapar. Tapi kalau di sunda tidak ada kata yang spesifik berarti lapar, yang ada hanyalah kata yang mencerminkan atau mengarah pada istilah itu seperti hayang dahar (belum makan), can dulang (belum makan).
Mungkinkah para pendahulu di tanah sunda itu enggak pernah lapar dari dulunya? Sebab, di kanan kirinya tersedia tanaman, biji-bijian atau hewan yang bisa dimakan setiap saat? Benarkah demikian? Benarkah tidak ada kata Lapar di Sunda?
(affandi kartodihardjo)